ETS APSI Mashita Dewi

Nama            : Mashita Dewi

NRP               : 5025211036

Mata Kuliah   : Analisis dan Perancangan Sistem Informasi E


6. Dalam aplikasi HRD, apa saja yang menjadi kebutuhan aplikasi sistem informasinya?

  • Manajemen data karyawan: Aplikasi HRD harus dapat mengelola data karyawan dengan baik, termasuk data pribadi seperti nama, alamat, nomor telepon, dan email. Selain itu, aplikasi HRD juga harus dapat menyimpan data pendidikan seperti riwayat pendidikan, sertifikasi, dan pelatihan yang pernah diikuti. Data pekerjaan seperti jabatan, departemen, dan tanggal mulai kerja juga harus disimpan dalam aplikasi HRD. Aplikasi HRD juga harus dapat menyimpan data pelatihan dan pengembangan karyawan, termasuk jenis pelatihan, tanggal pelatihan, dan hasil evaluasi pelatihan.
  • Manajemen absensi: Aplikasi HRD harus dapat memantau dan mengelola absensi karyawan dengan akurat. Aplikasi HRD harus dapat menyimpan data absensi seperti jadwal kerja, jadwal libur, cuti, dan izin. Aplikasi HRD juga harus dapat menghitung jumlah hari kerja dan jumlah absensi yang dilakukan oleh karyawan.
  • Manajemen gaji: Aplikasi HRD harus dapat menghitung gaji karyawan dengan akurat, termasuk tunjangan, insentif, dan potongan gaji. Aplikasi HRD harus dapat menyimpan data gaji karyawan, termasuk data upah, data tunjangan, data insentif, dan data potongan gaji.
  • Manajemen rekrutmen: Aplikasi HRD harus dapat membantu proses rekrutmen karyawan dengan mengelola data pelamar dan mencari kandidat yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Aplikasi HRD harus dapat menyimpan data pelamar seperti riwayat pendidikan, pengalaman kerja, dan keterampilan. Aplikasi HRD juga harus dapat memantau proses seleksi dan proses wawancara.
  • Manajemen kinerja: Aplikasi HRD harus dapat memantau dan mengevaluasi kinerja karyawan, termasuk melakukan penilaian kinerja dan memberikan feedback. Aplikasi HRD harus dapat menyimpan data penilaian kinerja, termasuk data nilai kinerja, data target kinerja, dan data evaluasi kinerja. Aplikasi HRD juga harus dapat menyimpan data feedback dari atasan dan rekan kerja.
  • Manajemen pelatihan dan pengembangan: Aplikasi HRD harus dapat mengelola program pelatihan dan pengembangan karyawan. Aplikasi HRD harus dapat menyimpan data pelatihan seperti jenis pelatihan, tanggal pelatihan, dan hasil evaluasi pelatihan. Aplikasi HRD juga harus dapat memantau kemajuan karyawan dan menyimpan data perkembangan karyawan.
  • Manajemen pengunduran diri karyawan: Aplikasi HRD harus dapat mengelola pengunduran diri karyawan, termasuk membuat surat pengunduran diri dan menghitung uang pesangon yang diberikan.
  • Manajemen keamanan data: Aplikasi HRD harus dapat menjaga keamanan data karyawan dengan baik, termasuk melindungi data pribadi karyawan dan data perusahaan.

7. Sebutkan dan jelaskan komponen sistem informasi!

    Sistem informasi (SI) adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling terkait dan berinteraksi satu sama lain untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, mengambil, dan menyebarkan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung operasi suatu organisasi. Terdapat beberapa komponen sistem informasi yang dapat dijelaskan secara rinci dan detail, antara lain:

  • Input adalah tahap awal dalam pengumpulan data dan informasi yang akan diproses oleh sistem informasi. Input dapat dilakukan oleh berbagai sumber, seperti manusia yang melakukan input secara manual, mesin yang memberikan input otomatis, atau sensor yang mengumpulkan data dari lingkungan sekitarnya. Contoh input dalam sistem informasi bisa berupa data pelanggan, data penjualan, data produksi, atau data keuangan perusahaan.
  • Proses adalah tahap dalam sistem informasi yang bertujuan untuk mengolah data dan informasi yang telah diinputkan menjadi informasi yang lebih berguna dan bermanfaat. Proses ini meliputi beberapa operasi matematika dan logika yang dilakukan oleh software dan hardware yang terlibat dalam sistem informasi. Contoh proses dalam sistem informasi bisa berupa pengolahan data penjualan untuk mendapatkan informasi terkait produk yang paling laku atau analisis data keuangan perusahaan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan.
  • Output adalah tahap dalam sistem informasi yang bertujuan untuk menyajikan informasi yang telah diolah ke pengguna. Output bisa berupa laporan, grafik, atau tabel yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Output yang dihasilkan oleh sistem informasi harus relevan, akurat, dan mudah dimengerti oleh pengguna. Contoh output dalam sistem informasi bisa berupa laporan keuangan, laporan penjualan, atau laporan kinerja perusahaan.
  • Database adalah komponen sistem informasi yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan data dan informasi yang telah diinputkan dan diolah oleh sistem informasi. Database bisa berupa basis data terpusat atau terdistribusi yang dapat diakses oleh berbagai aplikasi atau pengguna. Database harus diatur dan dikelola dengan baik agar data dan informasi yang disimpan dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh pengguna yang membutuhkan.
  • Hardware adalah komponen fisik dalam sistem informasi, seperti komputer, printer, scanner, atau perangkat jaringan lainnya. Perangkat keras ini harus diatur dan dikelola dengan baik agar dapat mendukung operasi sistem informasi dengan baik. Perangkat keras harus memiliki performa yang cukup dan dapat diandalkan agar sistem informasi dapat berjalan dengan lancar.
  • Software adalah komponen non-fisik dalam sistem informasi, seperti program aplikasi, sistem operasi, atau algoritma pemrosesan data. Software harus diatur dan dikelola dengan baik agar dapat berfungsi dengan optimal dalam sistem informasi. Software yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan sistem informasi dan mampu memproses data dan informasi dengan cepat dan akurat.
  • Jaringan adalah komponen dalam sistem informasi yang berfungsi sebagai media komunikasi antara komponen-komponen dalam sistem informasi. Jaringan dapat berupa jaringan lokal atau internet yang dapat digunakan untuk menghubungkan perangkat keras dan software dalam sistem informasi. Jaringan harus diatur dan dikelola dengan baik agar dapat mendukung operasi sistem informasi dengan baik dan aman.
  • Pengguna adalah komponen dalam sistem informasi yang bertindak sebagai orang yang memanfaatkan sistem informasi untuk mengakses data dan informasi yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas bisnis atau kegiatan lainnya. Pengguna dapat berupa pengguna internal, seperti karyawan perusahaan, atau pengguna eksternal, seperti pelanggan atau pihak yang terkait dengan bisnis perusahaan.
    • Kontrol dan Keamanan Kontrol dan keamanan adalah komponen dalam sistem informasi yang bertujuan untuk melindungi informasi yang disimpan dalam sistem informasi dari akses yang tidak sah atau kerusakan yang tidak disengaja. Komponen ini meliputi kebijakan, prosedur, teknologi, dan penggunaan praktik terbaik untuk melindungi informasi yang disimpan dalam sistem informasi. Sistem kontrol dan keamanan harus dirancang dengan baik agar dapat memastikan keamanan dan kerahasiaan informasi yang disimpan dalam sistem informasi.
    • Perencanaan dan Strategi Perencanaan dan strategi adalah komponen dalam sistem informasi yang melibatkan pengembangan dan implementasi strategi bisnis dan teknologi informasi untuk mencapai tujuan organisasi. Komponen ini mencakup identifikasi kebutuhan bisnis dan teknologi informasi, pengembangan rencana dan strategi, serta pengukuran dan evaluasi hasil. Perencanaan dan strategi harus terintegrasi dengan baik dengan tujuan dan strategi bisnis perusahaan untuk mencapai keberhasilan dan keberlanjutan bisnis.

8. Deskripsikan karakteristik pekerjaan Analyst, dan kemampuan atau skill apa yang harus dimiliki oleh seorang Analyst Sistem Informasi

Karakteristik pekerjaan Analyst :

  • Kemampuan analitis yang kuat: Seorang analis harus dapat mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data dan informasi secara sistematis dan logis. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang didasarkan pada fakta dan data yang relevan.
  • Keahlian dalam teknologi dan sistem informasi: Seorang analis harus memiliki pengetahuan yang baik tentang teknologi dan sistem informasi yang digunakan dalam organisasi. Mereka harus mampu memahami dan menggunakan aplikasi perangkat lunak khusus dan alat analisis untuk mengekstrak informasi yang dibutuhkan.
  • Kemampuan komunikasi yang baik: Seorang analis harus mampu berkomunikasi secara efektif dengan berbagai pihak, termasuk manajemen, rekan kerja, dan pelanggan. Mereka harus dapat menjelaskan temuan mereka dengan cara yang mudah dipahami oleh orang yang tidak memiliki latar belakang teknis.
  • Kemampuan pemecahan masalah: Seorang analis harus mampu mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi yang tepat. Mereka harus dapat bekerja dengan cepat dan efisien dalam menghadapi situasi yang memerlukan pemecahan masalah.
  • Kreativitas: Seorang analis harus dapat berpikir kreatif untuk menghasilkan solusi baru dan inovatif untuk masalah yang dihadapi organisasi.
  • Kemampuan bekerja dalam tim: Seorang analis harus mampu bekerja dalam tim dan berkolaborasi dengan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Kemampuan untuk berbagi pengetahuan dan informasi serta mengambil perspektif dari rekan kerja lain adalah penting dalam bekerja sebagai seorang analis.
Kemampuan atau skill yang harus dimiliki seorang Analyst

  • Pemecahan Masalah, seorang analis sistem informasi harus mampu mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi yang efektif. Mereka harus dapat mengumpulkan data, menganalisis masalah secara mendalam, dan menentukan alternatif solusi yang dapat diimplementasikan.
  • Analisis Data yaitu mencakup mengumpulkan, mengorganisir, dan menganalisis data untuk menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Kemampuan analisis data ini termasuk kemampuan untuk membuat model matematika dan statistik, serta menggunakan alat analisis seperti software pengolah data.
  • Komunikasi, seorang analis sistem informasi harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Mereka harus dapat berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan berbagai pihak, termasuk tim teknis, tim manajemen, dan pengguna akhir. Kemampuan komunikasi ini juga mencakup kemampuan untuk menulis laporan, dokumen teknis, dan presentasi yang jelas dan terstruktur.
  • Kemampuan Teknis, seorang analis sistem informasi harus memiliki pengetahuan teknis yang kuat dalam bidang teknologi informasi. Mereka harus memahami konsep-konsep teknis seperti pemrograman, database, dan jaringan komputer. Selain itu, mereka juga harus memahami arsitektur dan desain sistem informasi serta teknologi yang digunakan untuk pengembangan sistem informasi.
  • Rancangan Sistem, seorang analis sistem informasi harus mampu merancang sistem informasi yang efektif dan efisien. Mereka harus memahami kebutuhan bisnis suatu organisasi dan merancang sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Kemampuan merancang sistem informasi ini termasuk pemahaman tentang arsitektur sistem, analisis kebutuhan, dan desain sistem informasi.
  • Pemahaman Bisnis, seorang analis sistem informasi harus memahami bisnis suatu organisasi serta industri tempat organisasi tersebut beroperasi. Mereka harus memahami strategi bisnis organisasi dan bagaimana teknologi informasi dapat mendukung tujuan bisnis tersebut. Kemampuan memahami bisnis ini membantu mereka merancang sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis organisasi.
  • Manajemen Proyek, seorang analis sistem informasi harus mampu mengelola proyek secara efektif. Mereka harus memahami metode manajemen proyek, termasuk perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan evaluasi proyek. Kemampuan manajemen proyek ini membantu mereka mengelola proyek pengembangan sistem informasi dari awal hingga akhir dengan efektif dan efisien.
  • Kemampuan Belajar, seorang analis sistem informasi harus mampu belajar dan beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan teknologi informasi dan bisnis, serta dapat mengikuti perkembangan tren industri untuk memastikan sistem informasi yang dibuat selalu up-to-date dan relevan dengan kebutuhan bisnis.

9. Sebutkan tahapan pembangunan aplikasi sistem informasi. Apa saja output dari masing-masing tahapan?

    Tahapan pembangunan aplikasi sistem informasi meliputi beberapa tahapan penting yang harus dilalui untuk membangun sebuah aplikasi sistem informasi yang baik dan berkualitas. Tahapan ini juga dikenal dengan sebutan siklus hidup pengembangan sistem informasi atau Systems Development Life Cycle (SDLC). SDLC (Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau System Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa system dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan system serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan system-sistem tersebut. Konsep ini merujuk pada system computer atau informasi.

    SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan system perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: renacana (planning), analisis (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing), dan pengelolaan (maintenance). Berikut ini adalah tahapan pembangunan aplikasi sistem informasi dan output yang dihasilkan dari masing-masing tahapan :

  • Tahap Perencanaan (Planning)
          Pada tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan system informasi apa yang akan dikembangkan, sasaran-sasaran yang ingin dicapai, jangka waktu pelaksanaan serta mempertimbangkan dana yang tersedia dan siapa yang melaksanakan. 

          Tahap perencanaan menjadi penting karena :  

    • Permasalahan didefinisikan dan diidentifikasikan secara rinci. 
    • Pembangunan SI harus diarahkan dan peningkatkan keunggulan kompetitif.
    • Perubahan aliran informasi akan terjadi secara besar-besaran di dalam organisasi. 
    • Implementasi teknologi computer akan membawa dampak bagi tenaga kerja di dalam organisasi.

          Output yang dihasilkan pada tahap ini adalah dokumen perencanaan seperti Business                              Requirement Document (BRD), Project Plan, dan Cost Benefit Analysis.

  • Tahap Analisis (Analysis) merupakan kegiatan penguraian dari suatu system informasi yang utuh ke dalam bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya Laporan perlu dibuat sebagai dokumentasi dari penelitian. Tujuan utamanya adalah sebagai bukti secara tertulis tentang hasil Analisa yang sudah dilakukan. Pada tahap ini tim pembuat sistem akan menganalisis permasalahan lebih mendalam dengan menyusun suatu studi kelayakan. Menurut Mc. Leod terdapat 6 dimensi kelayakan 
    • Kelayakan teknis, analisis harware,software, danorganisasi
    • Pengembalian Teknis, analis manfaat dan potensi pengembalian
    • Pengembalian Non-ekonomis, analisi manfaat dan pengembalian tidak dapat diukur secara finansial
    • Hukum dan Etika, analisi batasan hukum, etika dan kultur
    • Operasional, analisis penerapan/implementasi system
    • Jadwal, analisis batasan waktu penyusunan system

Penilaian kelayakan proyek mencakup kelayakan operasional, teknis dan ekonomis. Dalam praktek, yang dominan dinilai umumnya aspek ekonomisnya (dana). Output yang dihasilkan pada tahap ini adalah dokumen analisis seperti Functional Requirement Document (FRD), Use Case Document, dan System Requirement Specification.

  • Tahap Desain Sistem merupakan tahap untuk merancang solusi yang memenuhi kebutuhan bisnis dan teknis yang telah ditentukan. Pada tahap ini, dilakukan perancangan arsitektur sistem, perancangan database, perancangan antarmuka pengguna, dan perancangan algoritma dan pemrograman. Output yang dihasilkan pada tahap ini adalah dokumen desain seperti Software Architecture Document (SAD), Database Design Document, dan User Interface Design Document.
  • Tahap Implementasi Sistem (Implementation) merupakan tahap untuk mengimplementasikan rancangan desain sistem yang telah disetujui menjadi sebuah aplikasi sistem informasi yang berjalan. Pada tahap ini, dilakukan coding, testing, debugging, dan integrasi komponen-komponen sistem. Output yang dihasilkan pada tahap ini adalah aplikasi sistem informasi yang siap digunakan.
  • Tahap Pengujian (Testing) merupakan tahap untuk menjamin kualitas aplikasi sistem informasi yang telah dibangun dengan melakukan serangkaian pengujian, baik secara manual maupun otomatis, untuk memastikan bahwa sistem berjalan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Output yang dihasilkan pada tahap ini adalah dokumen pengujian seperti Test Plan, Test Cases, dan Test Result Report.
  • Tahap Pemeliharaan Sistem (Maintenance) merupakan tahap untuk memperbaiki, meningkatkan, dan memelihara aplikasi sistem informasi yang telah berjalan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pada tahap ini, dilakukan pemeliharaan rutin dan perbaikan bug pada sistem yang ditemukan. Output yang dihasilkan pada tahap ini adalah dokumen pemeliharaan seperti Maintenance Plan, Bug Report, dan Change Request.

10. Apa yang disebut dengan studi kelayakan ? Mengapa diperlukan sebelum membangun aplikasi, jelaskan sertai contoh

    Studi kelayakan (feasibility study) adalah sebuah evaluasi atau penilaian kelayakan proyek yang dilakukan sebelum memulai pembangunan aplikasi sistem informasi. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah proyek tersebut memungkinkan untuk dilakukan dan apakah akan menghasilkan keuntungan atau manfaat yang cukup besar bagi organisasi yang melakukan proyek tersebut.

    Studi kelayakan sangat penting dilakukan sebelum memulai pembangunan aplikasi sistem informasi. Hal ini dikarenakan pembangunan aplikasi sistem informasi yang tidak memperhatikan studi kelayakan akan memiliki risiko yang sangat tinggi, seperti membuang waktu, uang dan sumber daya. Selain itu, aplikasi sistem informasi yang dibangun tanpa studi kelayakan yang matang bisa menghasilkan produk yang tidak efektif dan efisien dalam menjalankan fungsinya, atau bahkan tidak dapat digunakan sama sekali. Oleh karena itu, studi kelayakan harus dilakukan untuk menjamin keberhasilan proyek.

Terdapat tiga jenis kelayakan yang harus dinilai dalam studi kelayakan yaitu:

  • Kelayakan teknis: Mengevaluasi apakah organisasi memiliki sumber daya teknis dan infrastruktur yang cukup untuk mengembangkan aplikasi sistem informasi yang diinginkan.
  • Kelayakan ekonomi: Mengevaluasi apakah organisasi memiliki dana yang cukup untuk mengembangkan aplikasi sistem informasi yang diinginkan serta apakah proyek tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar bagi organisasi.
  • Kelayakan operasional: Mengevaluasi apakah organisasi memiliki sumber daya manusia dan proses operasional yang cukup untuk menggunakan aplikasi sistem informasi yang diinginkan.

Berikut ini adalah beberapa contoh faktor yang dinilai dalam studi kelayakan:

  • Analisis teknis: Evaluasi terhadap teknologi dan infrastruktur yang tersedia dan apakah teknologi yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan proyek. Contoh: apakah aplikasi sistem informasi dapat berjalan pada sistem operasi yang ada di perusahaan atau tidak.
  • Analisis ekonomi: Evaluasi terhadap biaya yang akan dikeluarkan dalam proyek dan apakah biaya tersebut sebanding dengan manfaat yang akan diperoleh dari aplikasi sistem informasi. Contoh: apakah aplikasi sistem informasi dapat mengurangi biaya operasional perusahaan atau meningkatkan keuntungan.
  • Analisis operasional: Evaluasi terhadap sumber daya manusia yang tersedia dan apakah karyawan memiliki keahlian dan pengetahuan yang diperlukan untuk menggunakan aplikasi sistem informasi. Contoh: apakah karyawan perusahaan memiliki pengetahuan yang cukup dalam menggunakan aplikasi sistem informasi yang akan dibangun.

Setelah melakukan studi kelayakan, maka organisasi dapat menentukan apakah proyek tersebut layak untuk dilakukan atau tidak. Jika proyek layak dilakukan, maka organisasi dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tahap perencanaan, namun jika proyek tidak layak dilakukan, maka organisasi harus meninjau ulang keputusannya dalam melaksanakan proyek tersebut.

Berikut adalah link video :



Referensi :

Komentar